Tektonik : Divergen, Konvergen, dan Transform

May 08, 2019
Siang ini karena lagi free jadi kepikiran untuk update tulisan di blog. Semenjak lulus kuliah tahun 2016 kemarin aku jarang banget buka materi kuliah. Jadi untuk mengingat lagi materi kuliah yuk kita bahas disini. Kali ini  mengenai proses "Tektonik". Jika kalian kuliah di jurusan Geologi atau Geofisika pasti sangat familiar dengan istilah ini.

Tektonik lempeng merupakan suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunungapi, jalur gempabumi dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan Lempeng. Adanya deformasi aktif dan sesar geser ini menyebabkan terbentuknya lempeng-lempeng pada kulit bumi.

Ada tujuh lempeng besar utama yaitu lempeng Pasifik, lempeng Antartika, lempeng Amerika selatan, lempeng Amerika utara, lempeng Eurasia, lempeng Afrika dan lempeng Indo-Australia. Selain itu terdapat juga lempeng-lempeng kecil yang terbentuk akibat lempeng besar tersebut.

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Kalo orang geosains pasti udah hafal banget kan bagian ini?

Aktivitas dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan struktur geologi pada batas-batas pertemuan lempeng tersebut tergantung dari jenis pertemuan antar lempengnya, bisa berupa gempabumi, gunungapi, pembentukan pegunungan, lipatan dan patahan.

Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi serta menimbulkan gejala – gejala atau kejadian-kejadian alam seperti gempa tektonik, letusan gunungapi, dan tsunami. Jadi gempa bumi itu bisa disebabkan karena adanya pergerakan diabawah tanah yah amaziners bukan karena adanya dewa yang memukulkan tongkatnya. Itu merupakan mitos yang diceritakan nenek hihihi.

Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran). Yang pertama yaitu batas transform atau pergeseran terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Selanjutnya yaitu batas divergen, terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.



Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. 

Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

Yang terakhir yaitu batas konvergen, terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).

Wilayah dimana suatu lempeng samudera terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

Nah inilah sekilas mengenai tektonik, materi ini dikutip dari berbagai sumber ya. Termasuk materi waktu kuliah. Kita kembali bahas disini untuk me-refresh lagi ingatan mengenai salah satu ilmu yang pernah dipelajari. Semoga yang baca dapat dengan mudah mengerti ya.


See you on next post ^^




Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar