Wireline Log : Mengenal Log - Log dalam Perhitungan Petrofisika

August 17, 2017 2 Comments
Hello amaziners, kembai lagi kita membahas mengenai petrofisika yah... menurutku petrofisika merupakan salah satu metode yang penting untuk kita ketahui jika kita berkecimpung di dunia oil and gas industri.

Nah, Petrofisika sendiri sangat penting loh dalam menentukan besar cadangan hidrokarbon pada daerah pemboran. Dari Petrofisika diketahui parameter - parameter petrofisika (yang udah pernah dibahas disini) yang digunakan dalam perhitungan cadangan hidrokarbon. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai petrofisika yuk kita intip materi berikut. 

Selamat membaca .........

Log adalah suatu grafik kedalaman dari suatu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur. Kurva log dapat memberikan informasi yang cukup mengenai sifat – sifat fisis batuan dan cairan dalam lapisan reservoir.

Pada saat pengeboran berlangsung, lumpur yang digunakan akan menginvasi lapisan-lapisan yang permeabel. Invasi ini akan berhenti setelah kerak lumpur terbentuk pada lubang sumur. Invasi ini akan membentuk zona-zona di sekitar lubang bor.
Lingkungan lubang bor (Asquith)
Keterangan:
dh = Diameter lubang
di = Diameter Invasi (bagian dalam /flushed zone)
dz1 = Diameter Invasi (bagian luar /invaded zone)
Rm = Resistivitas lumpur
Rmc = Resitivitas kerak lumpur
Rmf = Resitivitas filtrat lumpur
Rxo = Resitivitas Flushed Zone
Sxo = Saturasi air pada Flushed Zone
Rs = Resitivitas serpih
Rt = Resistivitas Uninvaded zone
Rw = Resistivitas air formasi Sw = Saturasi air pada Uninvaded Zone


Zona di sekitar lubang bor dijelaskan sebagai berikut:
·         Flushed Zone, merupakan zona yang terletak paling dekat lubang bor dan terinvasi oleh filtrat lumpur yang mendesak kandungan batuan semula.
·         Transition Zone, merupakan zona yang terletak lebih dalam sehingga zona ini terisi oleh campuran dari air filtrat lumpur dan cairan kandungan batuan semula.
·         Uninvaded Zone, merupakan zona yang terletak paling jauh dari lubang bor dan seluruh pori batuan terisi oleh kandungan batuan semula. Zona ini tidak dipengaruhi oleh invasi filtrat lumpur sehingga resistivitas yang terbentuk di zona ini adalah resistivitas fluida dan batuan.

Identifikasi wireline log dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa log seperti log litologi, log resistivitas, ataupun log porositas.

Log Gamma Ray

Prinsip dasar dari log gamma ray (GR) yaitu mengukur tingkat radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas GR berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Uranium(U), Potasium (K), dan Thorium (Th) yang secara berkesinambungan terus memancarkan gamma ray dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi.

Unsur radioaktif pada umumnya banyak berada pada shale (serpih), sedangkan pada sandstone, limestone, dan dolomit sangat sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, log gamma ray dapat digunakan untuk memisahkan batuan permeabel dan shale yang impermeable serta mendeskripsikan suatu batuan yang berpotensi sebagai reservoir atau tidak (Asquith & Gibson, 2004).

Log gamma ray memiliki satuan API (American Petroleum Institute) yang biasanya dalam skala 0-150 atau 0-200 dari kiri ke kanan.

Log Spontaneous Potential


Log SP adalah rekaman perbedaan potensial antara elektroda permukaan dengan elektroda yang bergerak di dalam lubang bor. Satuan log SP adalah millivolt (mV). Pada zona lempung kurva SP menunjukkan garis lurus yang disebut shale baseline.

Pada zona permeabel kurva SP menjauh dari garis lempung.  Pada zona permeabel yang cukup tebal, kurva SP mencapai suatu garis konstan. Penyimpangan SP timbul dari dalam lubang bor sumur karena adanya arus listrik yang mengalir melalui fluida dalam sumur yang konduktif.

Log Resistivitas

Prinsip dasar log resistivitas yaitu mengukur sifat listrik batuan formasi. Besaran resistivitas dideskripsikan dalam satuan ohm-meter dan ditampilkan dalam skala logaritmik dengan  interval nilai 0,2 – 2000 ohm-meter.

Alat pengukur resistivitas dibagi menjadi dua, yaitu induction-based tool (menginduksikan arus listrik hasil dari medan magnet pada kumparan) dan laterolog (memfokuskan arus listrik bolak-balik secara lateral ke dalam formasi).


Zona Resistivitas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

 Induction Log  merupakan proses untuk mengetahui resistivitas suatu formasi untuk kondisi formasi yang konduktif atau pada saat menggunakan lumpur yang masih baru (freshmud). 

Induksi log ini mempunyai transmitter dan receiver pada alat yang digunakan. Prinsip kerja alat ini adalah kumparan transmitter mengalirkan arus bolak-balik.  Arus ini menimbulkan medan magnet yang menembus kumparan receiver dan membentuk arus listrik yang berganti-ganti.

Arus tersebut menginduksi suatu hambatan dalam kumparan itu. Hambatan ini proporsional terhadap konduktivitas media sekitar alat. Induksi log tidak dapat digunakan bila lumpur yang digunakan bersifat konduktif, karena alat ini mengukur konduktivitas batuan. 

Kurva log yang digunakan dalam induction log ada dua yaitu Induction Log Deep (ILD) dan Induction Log Shallow (ILS).

Laterolog menghasilkan arus listrik dengan kuat arus tertentu dipancarkan dari transmitter masuk ke dalam formasi. Log ini dipengaruhi oleh lubang bor seperti kedudukan alat, resistivitas lumpur, ketebalan formasi yang diukur dan resistivitas lapisan sebelah.

Alat ini mengukur resistivitas dari 0,2 sampai 40.000 ohm-meter dan dapat digunakan pada lumpur garam dengan kadar menengah sampai tinggi. Kurva dari alat lateralog yaitu Laterolog Deep (LLD) dan Laterolog Shallow (LLS). 

Kalau log LLD mengukur zona yang tidak terinvasi oleh lumpur bor sedangkan log LLS mengukur zona yang terinvasi oleh lumpur bor.

Mikro Resistivitas Logmengukur resistivitas di zona terinvasi (flushed zone) dan zona transisi (transition zone). Mikro resistivitas log dibagi menjadi dua yaitu mikrolog dan MSFL (Micro Spherically Focused Log).

Mikrolog memiliki elektroda yang tidak terfokuskan dengan jarak yang kecil dan memberikan pengukuran terhadap resistivitas kerak lumpur serta formasi yang ada sedikit dibelakangnya.  

Mikrolog dapat memberikan indikasi adanya kerak lumpur yang merembes pada dinding sumur yang menandakan  formasi tersebut permeabel sedangkan MSFL hanya mendeteksi beberapa inci dari formasi dekat lubang bor yang diselidiki, sehingga akan mempunyai  pengukuran dari resistivitas di daerah rembesan. 

Pengukuran terhadap diameter lubang secara bersamaan dengan kaliper yang merupakan bagian tak terpisahkan dari alat MSFL.

Log Neutron

Log neutron merupakan tipe log porositas yang mengatur konsentrasi ion hydrogen dalam suatu formasi. Pengukuran log neutron dengan cara memancarkan neutron secara kontinu ke dalam formasi batuan. Alat log neutron disebut CNT (Compensated Neutron Tool) atau CNL (Compensated Neutron Log).

Prinsip kerja alat neutron log ialah dengan memanfaatkan tumbukan elastis. Alat CNL/CNT memancarkan neutron ke dalam formasi secara kontinu. Dengan energi awal yang besar, maka neutron akan kehilangan energinya seiring bertumbuknya neutron tersebut dengan atom hidrogen pada formasi.

Saat neutron kehilangan energinya, akhirnya neutron akan tertangkap oleh detector. Tanggapan alat neutron mencerminkan banyaknya hidrokarbon. Semakin sering/banyak neutron mengalami tumbukan karena banyaknya atom hidrogen di dalam suatu formasi menyebabkan tanggapan log neutron semakin menunjukkan nilai tinggi.

Gas mempunyai hidrogen indeks yang rendah dibandingkan air, sehingga menyebabkan alat akan mencatat porositas yang rendah pada formasi yang mengandung gas. Jika digunakan bersama log densitas, akan sangat mudah untuk mengidentifikasi interval formasi yang mengandung gas.

Kurva log yang digunakan dalam log neutron adalah NPHI (Neutron Porosity).

Sampai disini masih semangat kan amaziners? yuk lanjut lagi ini jenis log yang terakhir kok yang dibahas disini

Log Densitas

Log densitas merupakan salah satu log porositas yang mengukur densitas elektron suatu formasi. Tanggapan log densitas berupa densitas bulk atau densitas keseluruhan formasi termasuk matriks, fluida, atau mineral yang terkandung di dalamnya.

Perekaman yang digunakan untuk log densitas adalah Litho Densitas Tool (LDT). Tujuan perekaman ini adalah untuk menghasilkan densitas elektron (ρe) pada formasi. Kurva log yang digunakan untuk menentukan densitas adalah RHOB (Bulk Density). 

Untuk mendapatkan nilai porositas, nilai densitas bulk harus dikonversi ke dalam porositas untuk mengetahui kondisi litologi dan keberadaan fluida.

Sumber : 
Asquith, G., & Gibson, C. (2004). Basic Well Log Analysis for Geologists (Second Edition). Tulsa,        Oklahoma: The American Association of Petroleum Geologists.

Harsono, A. (1997). Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log Edisi-8. Jakarta: Schlumberger OilField Services.