Ditinggalkan Seseorang Yang Kita Cintai

March 26, 2020 Add Comment
Hai Amaziners,
Kali ini aku mau berbagi cerita mengenai berharganya waktu yang kita miliki dengan seseorang yang kita cintai. Kemarin setelah mandi aku mendapat telpon dari keluargaku. Ketika ku angkat terdengar suara isak tangis dari seberang sana dan ku dengar lirih suara yang mengatakan bahwa tanteku telah meninggal dunia pagi ini.

Innalillahi wa inna ilaihi roojiun. 
Aku tak sanggup berkata-kata lagi antara mau menangis dan mencoba mencerna kata-kata itu. apakah ini mimpi? oh tolong bangunin aku, seraya berharap ini hanyalah mimpi.

Namun kemudian sepupuku menelpon memberitahukan hal yang sama. ahhhhh fix aku tidak bermimpi. ku coba ingat-ingat lagi kemarin aku masih bicara dengan tanteku ini. Meskipun disuara telpon nafasnya terdengar sesak tapi dia masih bisa menjawabku.

Ya Allah rasanya air mataku belum kering menangisi kepergian omku. Setengah tahun yang lalu kami menangis, hari ini kami kembali menangisi kepergian tanteku. Aku teringat dengan sepupuku yang masih kecil, kini dia perempuan satu-satunya di keluarganya. Ahhhhh dia masih terlalu kecil untuk mengerti ini semua. 


Ku terima foto dari sepupuku, Ku lihat tatapan matanya yang kosong disamping jenazah ibunya. ya Allah deeeeekkkkk, aku disini begitu nyesek memikirkan nasib kalian tanpa ibu. Aku tau banget kamu sangat dimanja oleh ibumu. sampai bonekaku pun ibumu selalu minta untuk aku beri ke kamu.

InsyaAllah aku akan memperhatikan kalian adek-adekku. Sore harinya aku bicaara dengan omku. Yah,,,, om begitu tabah menerima takdir dari sang Ilahi. Alhamdulillah katanya kepergian tante begitu lapang.

Sepuluh menit sebelum kepergiannya dia masih bicara. Dia mengatakan bahwa dia sudah merasa baikan. kakinya sudah baik tempatnya. dan sebelumnya dia minta diusapkan air ke mukanya.

Bismillah, semoga engkau husnul khotimah tante. Aku bersaksi bahwa engkau orang yang baik yang suka bersedekah. engkau perhatian kepada kami kemanakanmu. Engkau membantuku mengurus pernikahanku ketika mama tidak bisa melakukan itu lantaran adek sakit.

Sekali lagi kami menangis. Masih jelas tergambar diingatanku bulan september kemarin kita sama-sama menangis ketika om meninggal. Hari ini salah satu dari kita teryata ditangisi lagi. Ahhhh tinggal tunggu waktu untuk kita juga kembali kepadaNya.

Laluu, apa bekal yang sudah kita persiapkan? apakah kita sudah siap untuk bertemu Sang pemilik kehidupan ini?

Ampuni hamba Ya Allah....

Semoga kita bisa jadi lebih baik lagi. Semoga kalian dek yang hari ini ditinggalkan sosok ibu menjadi manusia yang lebih kuat lagi. Menjadi anak yang soleh dan soleha yang selalu mendoakan orang tua kalian.

Bismillah kalian tidak sendiri.

Kejadian ini membuka mata kita bahwa mati tidaklah mengenal usia, tua muda, sehat dan sakit. yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha menjalani kehidupan ini sebaik mungkin. Mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal kita kembali kepada Sang pemilik hidup kita.

Ingat, bahwa kematian semakin dekat tiap detik.