17 Agustus 2014
Setahun berlalu, banyak perubahan yang terjadi antara aku dan kamu. Malam ini, bayanganmu muncul tepat di depan mataku mengingatkan semua tentang aku dan kamu, cerita kita.
Sampai sekarang masih tanda tanya apa yang terjadi antara aku dan kamu karena semua terjadi begitu saja tanpa permisi. Waktu berlalu aku dan kamu jauh dan semakin jauh bahkan terasa menyakitkan bagiku dan mungkin begitupun bagimu saat melihatmu setiap hari namun dengan keadaan yang berbeda.
Kamu menjadi pendiam, bahkan untuk tersenyumpun kamu enggan. Kamu sangat berbeda, kamu menjauh dari semuanya, kamu pendiam, seolah tak mau berbaur dengan dunia luar. Beberapa kali aku mencoba berbicara denganmu untuk menanyakan apa yang terjadi.
Tapi percuma, karena sekarang kamu adalah orang lain seperti kita tidak pernah mengenal sebelumnya, seolah ada bagian dalam buku kehidupanmu yang tlah robek, tak berbekas.
Satu hal yang pasti bahwa semua yang terjadi punya alasan. Ntah itu menyakitkan ataupun membahagiakan. Semua butuh waktu untuk memulihkan keadaan semula. Mengenai aku dan hatiku aku mampu untuk menyembunyikannya bahkan mnguburnya meskipun terkadang rasa itu muncul yang mengingatkan luka lama.
Perlahan tapi pasti semuanya berlalu, banyak hal yang kita lalui bersama meskipun kita tak saling menyapa. Sangat canggung rasanya berada dalam kadaan seperti itu. Tapi justru hal itu yang membuat aku semakin kuat dan tegar. Aku bahkan menunjukkan kalau aku bisa bahagia dan tersenyum meskipun kisah kita berakhir begitu saja.
Dan kamu mulai kembali seperti dirimu yang dulu, kamu yang menjengkelkan tapi lucu, kamu yang mengganggu tapi menenangkan, ah banyak hal tentang kamu yang membuatmu terasa berbeda.
Namun, ada hal yang tidak biasa pada dirimu sekarang, kamu berlebihan. Ntah kenapa ada sifatmu yang membuatku semakin tidak care sama kamu. Aku yang sebelumnya sangat peduli padamu, kini berubah menjadi aku yang tidak respect padamu.
Bukan karena aku menyimpan dendam, bukan sama sekali, karena aku adalah orang yang tidak mau menguras hati dan fikiran untuk menyimpan dendam ke orang lain. Hal ini lebih dikarenakan karena sifatmu ke aku yang semena - mena akan diriku.
Kepadaku yang selalu tulus memaafkanmu meski terkadang kamu membuat air mata jatuh, karena sifatmu. Tapi sudahlah, biarkan itu menjadi penilaianku untuk orang seperti kamu, orang yang pernah berarti dalam hidupku.
1 Komentar
kaya ku tahu siapa tokohnya dalam cerita itu..
Balashehehehehe